Rektor UNINDRA Prof Dr H Sumaryoto: Fungsi Media Sosial di Pendidikan ada Positif dan Negatif -->

Pasang Iklan Disini

Pasang Iklan Anda Disini !!!.....,

red2

Rektor UNINDRA Prof Dr H Sumaryoto: Fungsi Media Sosial di Pendidikan ada Positif dan Negatif

Kamis, 06 November 2025

 Rektor UNINDRA Prof Dr H Sumaryoto: Fungsi Media Sosial di Pendidikan ada Positif dan Negatif 

MERDEKAANEWS.COM Jakarta - Rektor Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA) Prof Dr H. Sumaryoto mengatakan bahwa media sosial dalam dunia pendidikan ada positif dan negatifnya. 

“Positifnya dengan media sosial sekarang proses pembelajaran semakin lebih fleksibel, Lebih dinamik dan juga mengikuti perkembangan teknologi itu positifnya, sehingga sekarang bisa melahirkan sistem pembelajaran hiybrid learning, blended learning, luring, daring dan semuanya,” katanya dengan semangat ketika ditemui di Kampus UNINDRA Jalan Nangka Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu, 5/11/2025.


Ini karena ada Media Sosial, sambungnya, tapi dalam hal yang lain media sosial juga banyak negatifnya.

“Apa lagi dengan era global ini arus informasi hal-hal yang negatif yang tidak sesuai dengan kepemimpinan bangsa kita dengan bebas masuk bisa bebas di akses bebas di browsing ini yang negatif makanya hal seperti ini pemerintah juga melalui penegak hukum harus memonitor, mengawal dan mengendalikan. Jangan Sampai bangsa kita tergilas dengan arus globalisasi yang negatif. Apalagi kalau sudah merambah ke dunia anak-anak ini yang lebih berbahaya lagi, media sosial Ini memang sangat penting, peran orang tua penting selain guru juga orang tua, karena apa?di luar sekolah orang tua berperan penting kalau orang tua lengah atau lalai dengan anak-anak nya yang di bawah umur dan sebagainya ini sangat berbahaya sekali,” bebernya.


Sudah kita ketahui bahwa peran pendidik tergantung tataran. Kalau tatarannya tingkat sekolah dasar dan menengah. Peran guru dan orang tua di rumah dan guru di sekolah. Itu memberikan motivasi terhadap siswanya. Terutama meningkatkan kan minat belajar untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan ini sangat penting peran guru itu dikarenakan mereka itu sifatnya masih melihat mencontoh selain itu juga lingkungan belajar di sekolah itu harus diciptakan begitu rupa sehingga siswa itu termotivasi misalnya prasarana kemudian lingkungan yang bersih yang bersahabat. 


“Sangat penting untuk memotivasi belajar. Sebab kalau tidak itu nanti terjadi sebaliknya lingkungan sekolah yang kurang mendukung, kebersihan yang kurang terjaga dan sebagainya dan membuat mereka belajar berkurang jadi ini penting bukan hanya guru saja tapi juga orang tua dan lingkungan,” tuturnya.


Karakter siswa ini seperti ajaran pendidikan ini yaitu Ki Hajar Dewantara ( ing Ngarso sung Tulodho) justru anak-anak SD kebawah itu sangat dipengaruhi bagaimana sosok guru, kalau di rumah orang tua kalau di sekolah guru. Karena mereka umumnya masih menggunakan empirik menggunakan penglihatan secara fisik jadi di sini keteladanan seorang pendidik Guru sangat penting.

“Dimana membentuk karakter siswa, membentuk akhlak siswa karena kalau tidak diberikan contoh tidak efektif, beda dengan tingkat SMA anak-anak sudah menginjak dewasa. Umur 15 tahun ke atas itu sudah menginjak dewasa jadi artinya tidak seperti mendidik anak-anak SMP ke bawah. Sudah beda perlakuannya. Mulai secara bertahap anak-anak SMA sudah bisa menggunakan nalarnya, rasionya sudah tahu baik buruk ini beda apa lagi sudah mahasiswa. Maka ada model pembelajaran antargogik untuk dewasa padagogik untuk anak-anak ini sangat penting artinya dalam rangka membina akhlak moral, karakter dan sebagainya,” tutupnya mengakhiri sesi wawancara.