GERAKAN NURANI BANGSA MENDORONG PEMILU YANG MENGEDEPANKAN ETIKA DAN NURANI -->

Pasang Iklan Disini

Pasang Iklan Anda Disini !!!.....,

red2

GERAKAN NURANI BANGSA MENDORONG PEMILU YANG MENGEDEPANKAN ETIKA DAN NURANI

Sabtu, 10 Februari 2024

 MERDEKAANEWS Para Tokoh Bangsa Prakarsai Niatkan Gerakan Etis dan Moral Terutama Suarakan Nurani Bangsa*

Gerakan Nurani Bangsa (GNB) diprakarsai para tokoh bangsa dan agama dan

diniatkan menjadi gerakan etis dan moral, terutama dalam menyuarakan

nurani bangsa agar setiap pihak selalu mengingat cita-cita, tujuan luhur, dan

tanggung jawab berbangsa dan bernegara sebagaimana diwariskan para

pemimpin. Gerakan Nurani Bangsa menyakini perlunya upaya khusus untuk

merawat bangsa dan negara Indonesia, utamanya di masa penting transisi

kepemimpinan Indonesia seperti Pemilu Raya 2024.

GNB telah menyelenggarakan berbagai kegiatan :

1. Kunjungan Sesepuh ke Wapres RI, Presiden RI ke-6 Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono, Wapres RI ke-10 dan ke-12 Bapak Jusuf Kalla.

2. Kunjungan ke Penyelenggara Pemilu: KPU dan Bawaslu.

3. Pertemuan dengan para Pimred Media Massa.

4. Pertemuan dengan berbagai Inisiatif Pengawasan Pemilu dari Masyarakat

Sipil.

5. Forum Titik Temu Orang Muda.

Dari rangkaian kegiatan tersebut, GNB mencatat poin-poin sebagai berikut :

1. GNB berangkat dari pandangan bahwa Pemilu 2024 adalah satu tahapan

saja dalam perjalanan panjang bangsa, sebagai mekanisme demokratis

untuk pergantian kepemimpinan nasional. Karena itu, GNB mengajak seluruh

elemen bangsa untuk meletakkan Pemilu 2024 dalam kerangka jangka

panjang. Dibutuhkan legalitas dan legitimasi yang kuat agar pemimpin

nasional terpilih dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik.

2. Proses penyelenggaraan Pemilu 2024 menjadi kepedulian semua elemen

bangsa yang ditemui GNB. Agar Pemilu 2024 mendapatkan legitimasi yang

kuat dari rakyat, penyelenggaraan Pemilu harus dipastikan bersih, jujur, adil

dan bermartabat. Namun sayangnya, berbagai persoalan mendasar telah

mewarnai dan menjadi sorotan publik, mulai dari persoalan etika moral

hingga teknis penyelenggaraan Pemilu 2024.

3. Persoalan etika moral menjadi sorotan utama publik karena berkaitan

dengan fundamental hidup berbangsa dan bernegara, utamanya dalam

kasus pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi dan KPU. Diskursus publik ini

telah mempengaruhi kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan Pemilu

2024.

4. Persoalan etika moral yang juga menjadi kegelisahan masyarakat adalah

tindakan dan pernyataan Presiden terkait 


Pemilu 2024. Pernyataan Presiden

tentang keterlibatannya dalam Pemilu 2024 dan berkampanye bahkan telah

memicu gelombang kritik dari para guru besar dan sivitas akademika dari

puluhan perguruan tinggi. Patut dicatat, dalam perjalanan sejarah bangsa,

sivitas akademika selalu menjadi tulangpunggung perubahan sosial politik

Indonesia.

5. Indikasi pelanggaran kampanye Pemilu 2024 dalam berbagai bentuk

bermunculan di media massa dan media sosial. Sebagian besar kasus

tersebut hanya menjadi informasi simpang-siur tanpa penyelesaian kasus


yang jelas. Beberapa kasus diselesaikan dengan kesimpulan yang kurang

bisa diterima publik, karena regulasi yang tidak memadai. Misalnya pada

kasus seseorang yang ‘ditokohkan’ sebagai penyiar agama pendukung

pasangan calon yang membagikan uang dalam acara pengajian. Juga

beberapa kasus dugaan pelanggaran netralitas ASN dan pelanggaran etika

para pejabat penyelenggara negara mengenai pembagian bansos.

6. Dengan melihat berbagai kondisi yang ada, komitmen dan profesionalisme

Penyelenggara Pemilu menjadi kunci penting penyelenggaraan Pemilu 2024

yang bermartabat. Pelanggaran etika yang telah diputuskan oleh DKPP

terhadap KPU haruslah menjadi polemik terakhir. Sebagai lembaga

independen, KPU wajib menjalankan amanah konstitusi dengan memastikan

penyelenggaraan Pemilu 2024 berlangsung transparan, bersih, jujur, dan

adil. Di sisi lain, Bawaslu sebagai pengemban mandat pengawasan Pemilu

juga wajib menjalankan tugas pengawasan secara sungguh-sungguh, kuat

dan independen. Harapan masyarakat kepada Bawaslu perlu diterima

sebagai amanah serius yang tidak boleh dianggap enteng.

7. Sebagai Kepala Negara Republik Indonesia yang sedang mengemban

tanggungjawab untuk memimpin jalannya penyelenggaraan negara di

tengah proses tahapan pemilu ini, komitmen dan keberpihakan Presiden

untuk mengawal keadaban proses seluruh tahapan Pemilu 2024 menjadi

kunci penting terakhir. Presiden diharapkan menunjukkan integritasnya, baik

melalui sikap pribadi maupun dalam pengambilan keputusan dan kebijakan

di masa Pemilu 2024. Presiden juga bertanggungjawab untuk

memerintahkan TNI dan POLRI sebagai alat negara yang dipersenjatai,

menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta keamanan negara


dalam koridor keadilan dan perlindungan rakyat. Presiden jugalah yang

bertanggungjawab untuk memerintahkan segenap aparatur sipil negara

menjaga dan menunjukkan netralitasnya dalam Pemilu 2024, sehingga tidak

terjadi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan di tengah kehidupan

masyarakat.

8. Dalam Pemilu 2024, kita melihat partisipasi kualitatif masyarakat yang jauh

lebih besar. Ini selaras dengan pemahaman warga bangsa atas esensi

demokrasi yang semakin tinggi. Demokratisasi digital juga memberikan

pengaruh pada akses warga terhadap informasi dan sebagai sumber

informasi. Keterlibatan masyarakat ini menjadi elemen sangat penting untuk

memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

9.GNB berharap kepada seluruh peserta, penyelenggara, pengawas, dan

pemantau pemilu, institusi negara terkait penyelenggaraan Pilpres dan Pileg,

serta masyarakat luas, untuk tidak melakukan hal-hal yang menyalahi

peraturan dan ketentuan, serta mengedepankan etika dan nurani dalam

menjalani proses demokratisasi ini. Hasil pemilu tak hanya ditentukan

berdasarkan legalitas semata, tapi juga menuntut adanya legitimasi kuat

yang bersumber dari kepercayaan publik.

Pada akhirnya GNB mengajak kepada segenap lapisan masyarakat untuk

berdoa, semoga Penyelenggaraan Pemilu 2024 berjalan dengan lancar, aman,

damai, jujur, dan adil, serta bermartabat.

Jakarta, 10 Februari 2024

Gerakan Nurani Bangsa (GNB):

1. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid

2. Muhammad Quraish Shihab

3. Ahmad Mustofa Bisri

4. Kardinal Ignatius Suharyo

5. Gomar Gultom

6. Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera

7. AA Yewangoe

8. Omi Komaria Nurcholish Madjid

9. Karlina Supelli

10. Makarim Wibisono

11. Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid

12. Slamet Rahardjo

13. Komaruddin Hidayat

14. Amin Abdullah

15. Erry Riyana Hardjapamekas

16. Frans Magnis Suseno

17. Ery Seda

18. Jacky Manuputty

19. Laode M. Syarief

20. Setyo Wibowo

21. Lukman Hakim Saifuddin

22. Alissa Wahid.